Padang Masa Belanda

5/16/15
Kota Padang menjadi kota perdagangan yang penting karena pusat dari pemerintahan Hindia Belanda dibagian tengah Sumatera Pelabuhan Teluk Bayur. Berkembangannya perdagangan memberikan dampak positif terhadap kegiatan ekspor impor batu bara.ditambah lagi adanya alat transportasi masal yang mendukung perdaganan dalam dan luar negeri yaitu kereta api dan dibangun stasiun induk sekaligus pusat yang menjangkau dan membawahi seluruh stasiun di Sumbar terletak di Simpang Haru Kota Padang.[1]

Uraian tentang bangunan yang ada di kota Padang mulia dari bangunan  sekitara Muara dan pinggrir laut, pelabuhan Teluk Bayur, geung milik NHM (Nederlandsche Handels Maaatschappij), beberapa kantor ilik perusahaan swasta, , lapangan dan taman kevil yang tidak jauh dari sana yang sering disebut lapangan De Greave.[2]
Persebaran bangunan pada tahun 1945 mengalami banyak perubahan daripada dua peta sebelumnya, perubahan tersebut yaitu semakin banyak didirikannya bangunan-bangunan penting yang mendukung kota Padang. Persebaran bangunan-bangunan penting masih terlihat di sepanjang aliran sungai Batang Arau seperti kantor-kantor dagang, bank, kantor pajak. Perubahan yang terjadi pada bangunan-bangunan di sekitar sungai Batang Arau yaitu kantor gubernur sebelumnya dapat dikatakan berfungsi sebagai kantor pusat pemerintahan, sekarang sudah beralih fungsi menjadi kantor residen. Selain itu di sepanjang pantai juga terdapat bangunan-bangunan penting lainnya seperti kantor polisi, klub-klub dan beberapa bangunan lainnya. Bangunan penting lainnya y yaitu pengadilan tinggi negeri yang terletak di sebelah utara Plein Michiels, kantor balaikota yang terletak di selatan Plein Van Rome, kompleks militer yang terletak di kawasan paling timur. Pada kawasan ini juga berdiri bangunan keagamaan seperti klenteng, masjid, biara, gereja Katholik Roma dan bangunan penting lainnya. Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa kawasan paling timur  masih merupakan wilayah yang padat akan persebaran bangunan termasuk bangunan-bangunan penting. Dapat diketahui hubungan antar kawasan. Kawasan yang saling berhubungan tersebut yaitu kawasan pemerintahan, kawasan niaga, kawasan pemukiman dan kawasan pusat keagamaan
Kota Padang sebagai pusat dari segala aktivitas ekonomi Belanda di sumatera barat telah menjadi kota metropolis dan modren pada zamannya. Kemajuan kota pada pada awal pertumbhuaanya bersamaan dengan bangunan pendukung seperti pelabuhan, jalan kereta api.akhirnya berdapkan pada kemajuaan ekonomi Belanda terutama pada ekspor batu bara sebagai komiditi yang primadona disamping hasil alam. Kota Padang menyimpan kenangan sejarah zaman Kolonial Belanda. Kota yang terletak di pesisir pantai barat Sumatera ini sepanjang abad ke-18 dan ke-19 tumbuh menjadi kota dagang, sekaligus kota militer Pemerintahan Hindia Belanda. Di sepanjang Sungai Batang Arau hingga Pelabuhan Muaro sejumlah bangunan tua jadi saksi bisu jejak kolonial yang tertinggal. Dari Jembatan Siti Nurbaya terlihat jelas sisa-sisa kota tua di Jalan Batang Arau di sisi sungai. Pada zaman kolonial, Jalan Batang Arau menjadi kawasan perkantoran pemerintahan, perdagangan, dan militer. Di jalan ini berderet bangunan-bangunan tua dan besar bekas kantor pemerintahan, perbankan, dan kantor dagang peninggalan VOC.






[1] Rusli Amran, Op.cit.,  hlm 315
[2]Rusli Amran, Padang Riwayatmu dulu, (jakarta : CV. Yasaguna. 1988) hlm 11-34 

0 comments:

Post a Comment