Kota Padang menjadi kota
perdagangan yang penting karena pusat dari pemerintahan Hindia Belanda dibagian
tengah Sumatera Pelabuhan Teluk Bayur. Berkembangannya
perdagangan memberikan dampak positif terhadap kegiatan ekspor impor batu
bara.ditambah lagi adanya alat transportasi masal yang mendukung perdaganan
dalam dan luar negeri yaitu kereta api dan dibangun stasiun induk sekaligus
pusat yang menjangkau dan membawahi seluruh stasiun di Sumbar terletak di
Simpang Haru Kota Padang.[1]
Uraian tentang bangunan yang ada di
kota Padang mulia dari bangunan sekitara
Muara dan pinggrir laut, pelabuhan Teluk Bayur, geung milik NHM (Nederlandsche Handels Maaatschappij), beberapa
kantor ilik perusahaan swasta, , lapangan dan taman kevil yang tidak jauh dari
sana yang sering disebut lapangan De Greave.[2]
Persebaran
bangunan pada tahun 1945 mengalami banyak perubahan daripada dua peta
sebelumnya, perubahan tersebut yaitu semakin banyak didirikannya
bangunan-bangunan penting yang mendukung kota Padang. Persebaran
bangunan-bangunan penting masih terlihat di sepanjang aliran sungai Batang Arau
seperti kantor-kantor dagang, bank, kantor pajak. Perubahan yang terjadi pada
bangunan-bangunan di sekitar sungai Batang Arau yaitu kantor gubernur
sebelumnya dapat dikatakan berfungsi sebagai kantor pusat pemerintahan,
sekarang sudah beralih fungsi menjadi kantor residen. Selain itu di sepanjang
pantai juga terdapat bangunan-bangunan penting lainnya seperti kantor polisi,
klub-klub dan beberapa bangunan lainnya. Bangunan penting lainnya y yaitu pengadilan
tinggi negeri yang terletak di sebelah utara Plein Michiels, kantor balaikota
yang terletak di selatan Plein Van Rome, kompleks militer yang terletak di
kawasan paling timur. Pada kawasan ini juga berdiri bangunan keagamaan seperti
klenteng, masjid, biara, gereja Katholik Roma dan bangunan penting lainnya.
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa kawasan paling timur masih merupakan wilayah yang padat akan
persebaran bangunan termasuk bangunan-bangunan penting. Dapat diketahui
hubungan antar kawasan. Kawasan yang saling berhubungan tersebut yaitu kawasan
pemerintahan, kawasan niaga, kawasan pemukiman dan kawasan pusat keagamaan
Kota
Padang sebagai pusat dari segala
aktivitas ekonomi Belanda di sumatera barat telah menjadi kota metropolis dan
modren pada zamannya. Kemajuan kota pada pada awal pertumbhuaanya bersamaan
dengan bangunan pendukung seperti pelabuhan, jalan kereta api.akhirnya
berdapkan pada kemajuaan ekonomi Belanda terutama pada ekspor batu bara sebagai
komiditi yang primadona disamping hasil alam. Kota Padang menyimpan kenangan
sejarah zaman Kolonial Belanda. Kota yang terletak di pesisir pantai barat
Sumatera ini sepanjang abad ke-18 dan ke-19 tumbuh menjadi kota dagang,
sekaligus kota militer Pemerintahan Hindia Belanda. Di sepanjang Sungai Batang
Arau hingga Pelabuhan Muaro sejumlah bangunan tua jadi saksi bisu jejak
kolonial yang tertinggal. Dari Jembatan Siti Nurbaya terlihat jelas sisa-sisa
kota tua di Jalan Batang Arau di sisi sungai. Pada zaman kolonial, Jalan Batang
Arau menjadi kawasan perkantoran pemerintahan, perdagangan, dan militer. Di
jalan ini berderet bangunan-bangunan tua dan besar bekas kantor pemerintahan,
perbankan, dan kantor dagang peninggalan VOC.
0 comments:
Post a Comment